
(Penulis: Rhea Ilham Nurjanah)
“Bun, kemarin itu anak laki-laki sekelas kan maju untuk dites hafalan. Taunya pada nggak hafal. Bu guru lalu nanya apa mereka sebelumnya udah menghafal dulu atau tidak,” cerita Nida padaku pagi ini.
“Terus, apa jawabannya?”
“Mereka belum persiapan menghafal. Cuma nekad maju aja.”
“Itu namanya ‘cari mati’. Maju tanpa persiapan.” Aku tergelak.
“Maksudnya?” Nida mengerutkan dahi.
“Diibaratkan begini, kita disuruh perang. Kita lalu maju perang tapi nggak bawa pedang. Baru maju, udah mati duluan diserbu musuh. Cari mati, kan?”
“Iya, ya.” Nida mendadak tersenyum lebar.
“Tapi coba kalau kita sebelum pergi perang bawa pedang. Kan bisa melakukan perlawanan saat di medan perang. Nggak mati sia-sia begitu aja. Seperti halnya soal teman-temanmu tadi. Harusnya mereka jangan hanya bermodal nekad, tapi juga mempersiapkan diri terlebih dahulu.”
Sobat DLZers. Seringkali ketika akan menyelesaikan sesuatu kita berpikir untuk maju dulu tanpa berstrategi. Maju menyelesaikan sesuatu tetapi tanpa bekal maupun modal yang bisa menunjang. Yang penting maju. Soal hasil, bagaimana nanti saja.
Contohnya. Mau ikut proyek nulis. Banyak judul yang dirasa bagus. Kita kalap ikut semua. Meski tanggal deadline-nya berdekatan, nggak ada stok naskah dengan judul yang sesuai, dan sebagainya. Tetapi karena ingin memiliki target-target tertentu, kita jadi ingin sedikit ngebut. Akhirnya yang penting ikutan dulu, soal persiapan materi nulis dan eksekusi naskah nanti akan dipikirkan belakangan.
Qadarullah, di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba datang tugas-tugas baru yang harus segera diselesaikan dengan cepat. Akhirnya, proyek-proyek nulis yang diikuti terbengkalai. Berkali-kali PJ atau leader proyek mengingatkan. Kitanya belum sempat mengeksekusi alias mencicil menulis karena fokus mengerjakan tugas dadakan yang harus dikerjakan dan harus segera selesai.
Akhirnya, proyek-proyek nulis baru diselesaikan saat mepet DL. Itupun dengan menulis seadanya. Boro-boro melakukan riset atau memantapkan isi tulisan dengan sebaik mungkin, yang ada isi tulisan hanya asal jadi dan asal setor. Bahkan ada yang sampai minta perpanjangan waktu pada PJ atau leader proyek nulis.
Jika ingin maju perang tanpa membawa pedang, maka kita akan dipastikan segera “tamat”. Jika kita ingin eksis berkarir jadi penulis tapi hasil tulisan tidak pernah berkembang dan stagnan, tak pernah menambah skill dan ilmu, maka lambat laun, pembaca akan meninggalkan kita.
Jadi, sudahkah mempersiapkan “pedang kita” sebelum maju ke medan perang?
Salam literasi.
***
Editor: DLZ’s crew
Gambar: Canva
dailyliteracyzone.com/rheailhamnurjanah
Suratmi Hamasah
27/10/2020 at 07:46Analogi yang keyen👍💐
DLZ Admin
27/10/2020 at 07:54Terlintas begitu aja saat ngobrol, Mbak. 🤭😇
Anonim
27/10/2020 at 08:25Iihhh….okeee mbaa…iya bener…kadang kadang saya ada begitunya, pengen nya ikutin semua proyrk nulis..eh malah keteteran
DLZ Admin
29/10/2020 at 13:44Semangat terus ☺️🙏
Widiani
27/10/2020 at 08:39Iihhh….okeee mbaa…iya bener…kadang kadang saya ada begitunya, pengen nya ikutin semua proyrk nulis..eh malah keteteran
DLZ Admin
27/10/2020 at 11:58Iya. Sama. Saking semangatnya yaa🤭😘